Kamis, 26 November 2015

Pengalaman Pribadi

Menjaga Ucapan Malam Rabu 11 November 2015,, setelah salat maghrib berjamaah aku dan anak – anak madrasah pondok kelas 2 mengikuti pelajaran mukhtar hadis seperti biasa.Teman sebangku ku bernama Diah dan Siti. Setelah berdoa bersama, anak-anak sibuk sendiri membaca ulang kitab absahannnya sembari menunggu sang guru masuk kedalam kelas. ‘’ Gimana nih kitabku belum lengkap absahannya?’’ tanya siti, teman sebelah ku. ‘’ Salah sendiri tadi malem saat aku bacain malah tidur,, aku udah capek-capek baca sambil nahan kantuk malahkamunya enakan tidur’’ jawabku ketus.’’ya’’ jawab siti pelan,tapi tak kuhiraukan. Aku sibuk membaca kitabku saat tiba-tiba siti menangis sesenggukan.’’kamu kenapa,sit? Klo kamu sakit mending gak usah ngaji, aku anterin balik kekamar aja yuk!’’ ajak diah.’’iya,sit.bener kata diah,,kalo kamu sakit mending gak usah ngaji’’ timpalku khawatir.Tapi yang di ajak bicara hanya geleng-geleng kepala.Saat sedang membujuknya,,teman depan ku menyentuh lenganku dan berbisik padaku,, ‘’kayaknya dia kayak gitu gara-gara kamu deh,nel!’’ ‘’loh,, kok aku’’ jawabku terkejut tapi juga dengan berbisik. ‘’soalnya, setelah kamu tadi marah-marah ke dia,,dia langsung menundukkan kepala’’ ‘’trus aku harus gimana dong??’’ Belum sempat menjawab pertanyaanku,Sri langsung berbalik.Aku jadi serba salah,, bingung harus gimana.Kuberanikan diri bertanya kepada Siti yang masih menangis sesenggukan.’’Apa gara-gara aku?’’ Siti hanya menganggukkan kepala.’’maaf’’ kataku tapi siti tidak bergeming sedikitpun. Malamnya,, saat mutholaah kitab kitab Siti tak bicara sedikitpun padaku padahal ia satu kelompok denganku.Aku menyesal karena telah mengucapkan kata-kata yang telah melukai hatinya.’Tidak seharusnya aku begitu.Maaf’’ batinku menyesal sambil menatapnya yang berada diseberangku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar